Monday, December 7, 2015

Seleksi PSMS U 21 Terbuka Secara Transparan


PSMS Medan menggelar seleksi berjalan usia 21 yang akan berlangsung Kamis, (10/12/2015) mendatang di Stadion Teladan Medan.

Seleksi tersebut terbuka untuk umum bagi pemain sepak bola dari seluruh Sumatera Utara yang berusia 19 hingga 21 tahun. Namun seleksi tersebut dilakukan secara terbuka alias transparan tanpa adanya kecurangan.

Fredy Hutabarat penanggung jawab Usia 21 PSMS mengatakan proses seleksi dibuka secara transparan tanpa adanya kecurangan demi mencari bibit pemain muda yang profesional.
"Ini memang bersifat seleksi untuk mencari bibit muda dulu. Jadi memang sengaja kita lakukan secara transparan tanpa adanya pemain titipan dan benar-benar murni hasil seleksi," katanya di sekretariat Mess Kebun Bunga, Senin (7/12/2015).

Program pencarian bakat usia muda tersebut merupakan program jangka panjang PSMS demi dipersiapkan untuk menatap event-event turnamen yang akan digelar ke depannya.
Bagi peserta yang bersedia menjalani seleksi bisa langsung mendaftar di sekretariat PSMS di Mess Kebun Bunga, jalan Candi Borobudur. Seleksi akan berlangsung dari pukul 14.00 WIB di Stadion Teladan.

Friday, December 4, 2015

PS TNI (PSMS) Berada di grup D
Drawing babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman sudah selesai. Delapan tim dibagi dalam dua grup yakni Grup D dan Grup E. Selain itu tempat gelaran babak delapan besar tersebut tersaji di Kota Solo dam Kota Sleman.
Kickoff babak delapan besar akan berlangsung mulai tanggal 12-20 Desember mendatang. Di Grup D, Stadion Manahan Solo terpilih menjadi tempat gelaran tersebut. Sementara Grup E, di Stadion Maguwo Hardjo, Sleman.
Bagi PS TNI, bertemu dengan tim besar di Grup D tersebut dianggap sesuatu yang menarik. Terlebih bagi manajer PS TNI, Andry Mahyar Matondang berkeinginan bertemu tim-tim besar dari Indonesia Super League (ISL).
"Ini menjadi pertandingan demi pertandingan yang menarik bagiPS TNI di Grup D. Persija Jakarta, Semen Padang dan Mitra Kukar adalah tim-tim terbaik di ISL. Bukan sekadar partai menarik, mereka juga memiliki banyak pemain yang masuk dalam kategori bintang di Liga Indonesia dan menurut kami tiga tim ini merupakan jajaran papan atas ISL," ujarnya, Jumat (4/12/2015).
Pundemikian kehebatan histori lawan tak membuat PS TNI kendur. Justru keinginan Legimin Rahardjo Dkk mengulangi torehan manis di fase grup mengalahkan tim ISL ingin diulangi. Andry menekankan bahwa semakin bagus lawan, pemainnya akan semakin tinggi motivasinya.
"Babak delapan besar ini sangat penting buat pembelajaran pemain muda kita. PS TNI berusaha akan mencoba kembali berbicara dengan kemenangan di grup D," harap Andry Mahyar.

Thursday, December 3, 2015

Sepak Bola SUMUT berduka 
Kabar duka tengah menyelimutiSumatera Utara (Sumut). Pasalnya mantan Gubernur Sumut dan seorang tokoh masyarakat yang peduli terhadap sepak bola Sumut, Marah Halim Harahap meninggal dunia, Kamis (3/12/2015).
Manajer PSMS Medan, Andry Mahyar Matondang terlihat syok mendengar kabar meninggalnya mantan Gubernur Sumut itu. Ia juga turut berduka cita atas kehilangan tokoh yang sangat peduli terhadap sepak bola Sumut.
"Marah Halim adalah seorang sosok yg luar biasa di Sumut ini. Gubernur yang luar biasa, peduli terhadap persepakbolaan di Sumut. Jadi wajar kalau nama beliau tetap diabadikan, saya turut berduka cita," ujarnya kepada www.tribun-medan.com, Kamis (3/12/2015).
Meskipun tidak begitu dekat tentang sosok Marah Halim, Andry mengaku bangga terhadap lelaki yang tutup usia 94 tahun itu. Ia mengatakan Marah Halim menjadi sosok panutan baginya yang perduli membangkitkan sepak bola Sumut.
"Secara langsung saya tidak begitu dekat. Namun bagi saya dia adalah sosok yang luar biasa. Saya sering dengar tentang sepak terjang beliau saat menjadi pejabat dan mengelola persepak bolaan di Sumut ini khususnya," katanya
Andry berharap jenazahnya bisa diterima sisi Allah SWT. Ia juga berharap agar jasa-jasanya selama masa hidup bisa tertular ke tokoh-tokoh masyarakat Sumut.
"Selain Pangkostrad yang menjadi panutan dia, saya juga jadi panutan dia. Semoga ke depannya masih terus melahirkan tokoh-tokoh seperti dia yang peduli terhadap sepak bola Sumut," doanya.
Mara Halim menjadi tokoh yang peduli terhadap olahraga. Sehingga namanya diabadikan dalam turnamen sepak bola bertajuk Marah Halim Cup di Stadion Teladan Medan.

Tuesday, December 1, 2015

Pengaburan Fakta dalam Studi Kasus PSMS Medan dan PS TNI

Saya mau bicara tentang kasus yang baru sebagian Anda mungkin saja dipandang remeh. Atau tak penting. Terserah pada Anda, sebab saya paham, dan dengan demikian tidak mencoba memaksakan, bahwa memang tidak semua orang menyukai sepakbola. Terlebih-lebih sepakbola Indonesia yang acak-kadut luar biasa.
Namun terlepas dari persoalan penting tak penting, bagi saya persoalan ini menarik. Saya melihat ada upaya yang sistemik, terstruktur, dan masif untuk mengaburkan fakta antara dua klub sepakbola, PSMS Medan dan PS TNI.
Berawal dari penyelenggaraan turnamen Piala Jenderal Sudirman. Ini merupakan turnamen ketiga yang diselenggarakan "untuk mengisi kekosongan" kompetisi sepakbola di Indonesia, setelah FIFA membekukan sementara keanggotaan Indonesia.
Turnamen pertama, yang dinamakan Piala Kemerdekaan, diikuti oleh klub-klub yang berada di level Divisi Utama. Turnamen ini dijuarai PSMS.
Kemudian digelar Piala Presiden. Kontestan turnamen ini adalah klub-klub yang sebelumnya berkiprah di Indonesia Super League (ISL). Piala Presiden dimenangkan Persib Bandung.
Lalu Piala Jenderal Sudirman? Sebelum turnamen digelar, sempat mencuat isu bahwa turnamen ini merupakan turnamen gabungan. Pesertanya adalah empat besar Piala Kemerdekaan dan empat besar Piala Presiden. Namun barangkali karena dinilai kurang menjual, konsep ini urung digeber. Seperti halnya Piala Kemerdekaan, kontestan Piala Jenderal Sudirman adalah kontestan Piala Presiden, plus tim tuan rumah, PS TNI.
Persoalan muncul ketika kemudian PS TNI justru tidak tampil sebagai PS TNI. Seorang kawan, mantan pesepakbola yang juga berkarier sebagai anggota TNI, menyebut bahwa sejauh yang ia pahami, PS TNI merupakan tim yang pemain-pemainnya merupakan anggota TNI aktif dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara.
Tidak ada Angkatan Laut dan Angkatan Udara dalam skuat PS TNI yang diturunkan di Piala Jenderal Sudirman. Seluruhnya Angkatan Darat, ditambah pemain yang merupakan warga sipil. Dan mereka, datang dari satu klub, PSMS..
Atas hal ini, saya pernah menyebutnya sebagai bentuk "penyamaran PSMS". Seorang kawan lain meluruskannya menjadi "PSMS yang disamarkan". Saya sepakat dengan idiom ini. "Menyamar" atau "disamarkan", meski dari sisi makna berbeda, dalam perkara PSMS di Piala Jenderal Sudirman ini, saya kira prinsipnya jadi kurang lebih serupa.
Tapi begitulah. Semakin ke sini, anehnya, tentang PSMS yang "menyamar" atau "disamarkan" ini, cenderung kelihatan makin dikaburkan. Sejak Piala Jenderal Sudirman digelar, kata 'PSMS' seolah-olah menjadi kata yang tabu.
PSMS disembunyikan dengan segenap daya upaya. Saat pertandingan yang melibatkan PS TNI disiarkan langsung di televisi, presenter dan komentator, tak sekali pun mengungkit-ungkit PSMS.
Sebuah koran nasional menurunkan artikel satu halaman penuh yang membahas gaya bermain PS TNI yang menurut pandangan penulisnya luar biasa. Bersemangat tinggi, keras, dan penuh fanatisme. Dan penulis itu memberikan acungan jempol.
Saya jadi bertanya-tanya, ini penulis baru kemarin sore mengikuti sepakbola nasional atau memang pura-pura tidak tahu? Sejak zaman layar televisi masih hitam putih, PSMS sudah bermain dengan cara seperti itu. Sepakbola Medan, yang keras namun tak kasar, meski kadang-kadang nakal.
Jika seluruh awak PSMS "dibedol desa" ke PS TNI, semestinya penulis ini tahu bahwa gaya permainan ini akan terasuk sepenuhnya. Atau sebenarnya pun bukan terasuk. Sebab yang jika lambang TNI yang tertempel di kostum hijau di bagian dada sebelah kanan itu diganti lambang PSMS, maka yang bermain melawan (sejauh ini) tiga klub ISL, dan menang, itu adalah PSMS.
Hari berikutnya, juga di satu media nasional, diturunkan artikel yang menyebut pemain-pemain PS TNI mendadak menjadi idola-idola baru. Seperti sebelumnya, tidak ada satu pun kata 'PSMS' muncul di sana.
Ini belum seberapa. Lebih parah lagi, ada sebaris kalimat di dalam artikel itu, yang berupaya menjelaskan "asal muasal" para pemain PS TNI. Dan mereka memilih kalimat seperti ini: "Awalnya mereka tidak terlalu dikenal, hanya kumpulan pemain yang bertanding di level Divisi Utama."
Duh, kacau sekali, ya! Kenapa tidak disebut PSMS saja? Kenapa nama PSMS harus disembunyikan seperti halnya identitas korban pemerkosaan di bawah umur?
Yang juga membuat saya tak paham, untuk apa sebenarnya semua upaya pengaburan fakta ini dilakukan? Inisiatif sendiri atau ada yang memerintah?
artikel by : tribunmedan

Wednesday, November 18, 2015

Perkiraan Line Up PS TNI vs Pusamania Borneo Fc (18 November 2015)

Kiper:
 (18) Dhika Bayangkara
Bek: (3) Wiganda Pradika, (69) Hardiantono, (26) Wanda Syahputra, (5) Syaiful Ramdhan
Tengah: (94) Manahati Leatusen, (29 Suhandi, (24) Legimin Rahardjo,
Sayap: (9)Ahmad Nofiandani (93) Erwin Ramdani
Depan: (22) Tambun D Naibaho
Cadangan :
Guntur Pranata (pg), Asrul Reza, Abdul Lestaluhu, Tri Hardiansyah, Guntur Triaji, Aldino Herdianto, Wawan Febrianto, Dimas Drajad
Saat ini PS TNI masih berada di posisi kedua klasemen sementara di Grup C. PS TNI di bawah Persib Bandung dengan poin yang sama yakni 3, namun PS TNI beda selisih gol dengan Persib.

Wednesday, November 11, 2015

PS TNI tergabung dengan grup bermaterikan tim-tim ISL. Di Grup C, nama PS TNI menjadi tim yang tidak ditakuti oleh lawan. Bahkan PS TNI diperkirakan bakalan menjadi bulan-bulanan bagi tim-tim lain untuk meraih kemenangan.
Pelatih PSMS, Suharto AD justru senang mendengar tim yang dibelanya dianggap sebagai tim lemah di turnamen tersebut. Meskipun dianggap remeh, ia hanya bisa membuktikannya di lapangan.
"Nggak masalah mereka beranggapan begitu. Justru kami semakin termotivasi menunjukkan yang lebih baik. PS TNI akan memberikan kejutan di Piala Jenderal Sudirman," ujarnya, Rabu (11/11/2015).
Modal memberikan kejutan kepada lawan memang dimiliki PS TNI. Pasalnya di turnamen itu mereka diperkuat mayoritas pemain PSMS Medan yang asli TNI. Plus pemain sipil Medan yang berstatus dipinjam.
PS TNI yang diisi oleh penggawa PSMS ini mencoba membidik kemenangan pertama mereka di Turnamen Piala Jenderal Sudirman. Menghadapi Surabaya United, Minggu (15/11) nanti, Suharto optimis memberikan perlawanan yang sengit.
"Yang pasti lawan kita juga bagus dengan materi pemain ISL. Itu hanya persoalan hitungan di atas kertas saja dan sepak bola bermain di lapangan. PS TNI juga ingin memberikan yang terbaik di gelaran ini," katanya.
Bermaterikan pemain yang berasal dari Divisi Utama dengan tambahan enam jebolan Timnas Indonesia, PS TNI akan mencoba memberikan perlawanan sengit. Apalagi pemain-pemain tersebut membawa PSMS juara Piala Kemerdekaan.
"Tambahan pemain timnas ini sangat menambah kekuatan kami di turnamen ini. Sudah terlihat dalam uji coba melawan Persipasi Bandung Raya (PBR) kemarin di Medan. Meskipun Manahati Lestusen dkk baru bergabung, Saya pikir chemistry di antara pemain sudah baik. Mereka sudah bisa beradaptasi dengan pemain lainnya. Kami sudah siap dengan pertandingan ini," beber Suharto.
Pangkostrad Akan Evaluasi Manajemen PSMS

     Pembina PSMS Medan, Pangkostrad Letjend Edy Rahmayadi bakal mengevaluasi dan membenahi manajemen klub berjuluk Ayam Kinantan itu. Hal tersebut dilakukan setelah adanya tindakan oknum manajemen tim yang dinilai sudah berlebihan.
Sumber dari orang terdekat Pangkostrad mengungkapkan, tindakan yang paling tidak disukai segelintir oknum tersebut adalah pembentukan PT Kinantan Medan Indonesia yang ternyata sudah menyalahi kesepakatan bersama dalam Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) beberapa waktu lalu.
Dalam salah satu poin RALB itu ada poin yang menyebutkan PSMS dan 40 klub secara bersama-sama membentuk badan usaha. Namun dalam PT Kinantan Medan Indonesia, tidak ada disebut peran klub dan hanya lima nama saja yang terdaftar yakni Dr Mahyono SpB selaku direktur utama, KF Siregar Direktur Keuangan, Jampi Hutauruk direktur teknik, Apriandi Ade Trisna direktur komersil dan Andry Mahyar yang merangkap tiga posisi yakni direktur umum, personalia dan hukum.
Menurut sumber tersebut, saat menandatangani surat sebagai komisaris, Letjend Edy Rahmayadi percaya saja tanpa melihat teks dan kronologi pembentukannya. Namun belakangan ia tahu kalau PT tersebut ternyata tidak berpihak pada pecinta PSMS dan klub. Malah terkesan untuk kepentingan pribadi karena dibentuk tanpa musyawarah dengan pengurus dan klub-klub.
Letjend Edy Rahmayadi sebenarnya ingin PSMS ke depan lebih profesional dan transparan dalam pengelolaannya. Namun kenyataannya, manajemen tidak pernah menyampaikan laporannya ke masyarakat. “Jangankan ke masyarakat, ke pak Edy saja mereka tidak pernah beri laporan,” ujar sumber yang merupakan orang dekat Pangkostrad.
Sementara itu, wakil Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan di sela kunjungannya ke mess Kebun Bunga, Rabu (11/11), tidak menampik soal kabar pendepakan manajemen PSMS itu. Meskipun tidak terlalu berkomentar lebih soal itu, namun politisi dari PDIP ini menginginkan adanya transparansi di PSMS. “Ke depan kita mau transparansi dan akuntable di PSMS, jadi jangan sudah tidak membantu malah menyusahkan, jangan sudah tidak memberi tapi malah mencuri,” kata Trimedya kepad Boladoang.
“Saya usulkan nanti ke Panglima agar oknum yang “bermain” untuk dijebloskan ke sel,”sambungnya.
Sementara Ketua Umum PSMS Dokter Mahyono menyayangkan sikap manajemen PSMS yang tidak transparan soal pengelolaan uang bantuan yang ada sampai saat ini. “Coba secara logika saja apa wajar uang hadiah Rp 1,5 miliar masa cuma Rp 130 juta diserahkan sebagai uang kas,” kecam Mahyono.
Oleh sebab itu, pihaknya akan meminta laporan pertanggungjawab soal itu ke manajemen PSMS yang dikelola Andry Mahyar Matondang. Sebab, katanya lagi, sampai saat ini laporan soal itu dari manajemen ke pengurus tidak ada. “Kita menyayangkan mengapa hal ini bisa terjadi, bahkan Pangkostrad sendiri saja bisa sampai kecolongan,” tandasnya.